“Bismaaa....”
teriakan memekikkan terlinga itu berasal dari fans seorang Bisma Karisma, atau
yang lebih dikenal dengan Bisma SM*SH. Sedikit miris melihat sekaligus
mendengarnya, karena tangisan itu pecah dari bibirnya. Aku, salah satu diantara
fans dari Bisma Karisma, namun aku selalu mencoba untuk menahan rasa senang
yang meletup-letup di dalam diri ini, meskipun hal yang sama juga ada dalam
ujung keinginanku untuk berteriak menyuarakan namamu, Bisma.
Tuhan, ini
kali pertamanya aku bertemu dengannya, bertemu sosok pria yang mampu
mengalihkan sistem kerja otakku dari segala hal. Senyum manisnya, mata
indahnya, kata-kata bijaknya dan rasa sayangnya terhadap orang-orang
disekelilingnya membuatku makin merasakan sebuah rasa kagum lebih dari sekedar
fans terhadap idola.
Sebelumnya,
tak pernah terbayangkan dalam hidupku bisa bertemu dengan pria yang mampu
membuat hati ribuan gadis ini berbunga-bunga, meskipun pertemuan kami berawal
dari sebuah layar kaca. Dan hanya aku-lah yang menyadari betapa besar rasa yang
tiba-tiba tumbuh di dalam hati itu. Yah, meskipun pertemuan kita selalu terjadi
dengan dibatasi sebuah dinding kaca yang menampilkan dirinya di dalam sana, dan
aku menatapnya penuh kagum dari sini.
Kicaunnya di
akun twitter mau tak mau selalu menjadi pusat perhatianku, setiap aktifitas
yang dilakukannya yang tak pernah bisa kulihat secara langsung bisa ku pantau
lewat akun tersebut. Meskipun, tak setiap saat ia memunculkan dirinya di dalam
layar handphone ku.
Begitu banyak
orang yang mencintainya, namun tak sedikit orang yang membencinya. Banyak orang
yang memujanya dengan penuh rasa bangga, namun tak sedikit yang mencaci-maki
penuh iri pada dirinya. Tapi Bisma, ia masih bisa tersenyum, melapangkan
dadanya dalam menerima setiap hinaan yang selalu mampir dalam kehidupannya.
Cinta Bismaniac yang membuat Bisma bertahan.
Sering kali aku mendengar kalimat tersebut, dan aku percaya bahwa hal itu
memang benar adanya. Seringkali, tubuh Bismaniac hancur karena masalah sepele,
namun Bisma selalu mencoba menenangkan dengan sifat dewasa dan bijaksananya ia,
dengan senyum yang selalu terulas manis di bibirnya namun terlihat jelas di
dalam hatinya merasakan sebuah kesedihan karena para kekasihnya itu terluka
karena hal yang sepele.
Karisma. Nama adalah Do’a. Dan nama indah itulah
yang membuat pesona Bisma tak pernah luntur, selain sifat dan sikapnya yang
dewasa, nama itu mungkin juga berperan penting dalam hidupnya. Karisma. Yah,
karisma dari seorang Bisma Karisma tak pernah luntur, membuat aku tak bisa
berpaling dari sosoknya. Mungkin bukan Cuma aku saja, namun juga para penggemar
Bisma yang lain. Meskipun terkadang hati ku dan juga para kekasih Bisma yang
lain merasakan sakit saat pria pujaan hati ku ini menggandeng tangan gadis
lain, namun rasa sakit itu seolah tak menjadi alasan bagi kami untuk move on darinya. Tuhan. Engkau menciptakan sosok pria yang begitu sempurna
untukku dan juga para kekasih Bisma yang lain. Meskipun tangan kami tak dapat
menjabat tangannya secara langsung. Meskipun kamu hanya melihat senyum manisnya
lewat layar Televisi, dan meskipun kami hanya mengetahui kegiatannya lewat
sosial media.
Kalau boleh
jujur, rasa itu bisa dikatakan lebih dari sekedar kagum. Mungkin saja, rasa itu
cinta. Bagaimana tidak? Hatiku merasakan sakit saat mengetahui dirinya tak
berstatus ‘single’, hatiku merasakan sakit saat aku mengetahui ia dekat dengan
gadis lain.
Tuhan. Jika benar
rasa itu cinta, dan jika rasa ini salah. Aku sangat berharap ini menjadi
kesalahan terindah dalam hidupku. Aku mencintainya terlalu melewati batas,
Tuhan. Aku menginginkannya dalam pelukku, meskipun aku tahu, ia takkan bisa ada
dalam pelukku. Aku ingin ia mencurahkan segala rasa lelahnya setiap ia selesai
melakukan aktifitasnya, namun kenyataannya takkan pernah bisa karena aku dan ia
berada ‘jauh’.
Rasa ini
benar-benar salah. Aku dan dia berbeda. Aku dan dia tak pernah bisa bersatu,
meskipun rasa ingin itu begitu membumbung tinggi dalam anganku. Rasa cinta ini,
cinta yang hanya bisa kurasakan meskipun tak pernah sama dengan rasa cinta yang
dimilikinya.
Seringkali ia
mampir dalam tidurku, memberikan senyum manisnya, menjabat tangannya,
berbincang dengan penuh canda dengannya. Oh... Tuhan, rasanya aku tak ingin
terbangu. Aku ingin selalu berada di dekatnya, aku ingin hidup di dalam karena
disana aku bisa merasa sangat dekat dengannya.
Teruntuk Charismatic Prince-ku. Jangan pernah
kau meninggalkanku juga orang-orang yang mencintaimu. Tetaplah menjadi Bisma Karisma
yang ku kenal. Tetaplah menjadi Bisma yang rendah hati dan juga mencintaiku
serta ‘kekasih-kekasihmu’ yang lain. Aku percaya cintamu untukku dan juga untuk
gadis-gadis di luar sana sama besarnya. Aku, dia dan mereka mencintaimu, Bisma
Karisma. Rasa sayang kamu akan selalu tertanam di dalam hati ini.
WE HEART YOU BISMA
KARISMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar