@Handa_titik

Ini hasil tulisan saya, inspirasi saya. selamat membaca, selamat mengambil sisi positif, yang negatif di buang saja jadikan pembelajaran bagi kita. semoga bermanfaat bagi saya, anda dan kita semua. terimakasih :) - @Handtik

Senin, 22 April 2013

Di Saat Rindu Itu Menyapa


Aku berjalan dengan kesal saat menyusuri koridor kampus. Otakku sedari tadi tidak terarah pada penjelasan dosen, bahkan aku seringkali mendapat teguran dari para dosen yang mengajar di kelas. Dan ini semua, karena otakku yang sibuk dengan bayang-bayangmu. Sedari semalam, bayang-bayangmu selalu memenuhi otakku, hingga kau pun datang pada mimpiku. Sebegitu rindukah aku padamu?
            Seharusnya, rasa rindu itu tidak ada, jika rasa cinta itu tidak tumbuh di hatiku. Seharusnya, rasa cinta itu tidak tumbuh diam-diam di dalam hatiku jika aku tidak terlalu GR dengan semua perhatian dan canda yang menghiasi hari kita dulu. Dan seharusnya, aku bisa melupakanmu dalam waktu yang hampir satu tahun berlalu ini.
            Rasa cinta itu tumbuh hanya dalam hatiku, diam-diam mulai mengalir di dalam aliran darahku, dan diam-diam tanpa sebuah pertemuan pun aku masih saja memikirkanmu, membayangkan sosokmu ada di depan mataku, memberikan ku semangat di saat aku mulai menyerah, memberikanku sebuah senyuman di saat aku mulai lelah menjalani hari yang hanya di penuhi dengan rutinitas kuliah.
            Mungkin, rasaku terkadang bisa menghilang seiring dengan waktu yang berlalu, seiring dengan kegiatan organisasi kampus yang begitu segudang, namun di saat malam, di saat kesendirian itu menimpa hidupku dan di saat aku mulai bosan dengan tumpukan kertas yang begitu memuakkan itu, tiba-tiba sosokmu muncul dengan sebuah senyum manis, dengan sebuah kalimat penyemangat. Tapi, itu semua hanya ilusi, ilusi yang hanya ada di dalam imajinasiku. Kenyataannya, berbanding terbalik, mungkin mengingatku saja kau tak pernah, apalagi terlintas dalam pikiranmu untuk memasukkanku di dalam ruang hidupmu.
            Lewat layar handphone ini, aku memantau setiap kegiatan mu. Setiap kicauan yang kau lontarkan. Terkadang rasa cemburu itu hinggap di saat aku melihatmu berkicau manis dengan gadis yang berhasil membuatmu terjerat dalam lubang cinta. Aku selalu berharap jika suatu saat aku lah yang menjadi gadis beruntung itu, bisa membuatmu terjatuh dalam lubang cinta yang telah ku buat untukmu. Namun, sampai saat ini, lubang itu masih saja kosong dengan sosokmu, ia hanya bisa memanggilmu dari dalam dan menunggu kau datang untuk sekedar mendengarnya.
            Cinta tak harus memiliki. Cinta akan membuatmu bahagia jika melihat seseorang yang kita cinta bahagia meskipun cinta itu tidak hidup bersama dengan kita. Aku muak dengan kata-kata itu. Aku muak dengan kalimat yang membuat seseorang menyerah dengan rasa cintanya yang seharusnya di perjuangkan. Bukankah cinta itu harus di perjuangkan, meskipun hasilnya tak seperti yang di harapkan? Intinya kan, bagaimana kita menunjukkan rasa cinta kita pada seseorang yang kita sayang.
            Aku selalu mencoba menunjukkan rasa sayangku padanya, saat kami masih bisa bersama, namun dia selalu saja tak bisa melihat apa yang seharusnya ia lihat. Karena ia lebih terfokus pada gadis yang jauh lebih pintar menarik hatinya.
            Dan saat ini, aku dan dia tak lagi menjalin komunikasi, semenjak kami melepas atribut SMA. Melepas masa-masa putih abu-abu yang begitu penuh kenangan. Kenangan manis dan segala haru biru yang ada di dalamnya.
            Masa putih abu-abu memberikanku segalanya. Keluarga, dan juga rasa cinta untuknya meskipun rasa itu tak tebalas sampai saat ini. meskipunseringkali rindu itu menyapa di setiap hening malam, namun aku tetap mencintai masa itu. Masa di mana aku selalu menjadi diriku sendiri, masa dimana aku mencintainya secara diam-diam, dan sampai saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar