Ayah.
Sosok pria tangguh yang begitu mencintai anak-anaknya.
Saya pernah baca di salah satu akun facebook, bahwa di balik
sifat keras ayah, beliau memiliki sebuah ketulusan bagi putra-putrinya terutama
untuk sang putri.
Membicarakan seorang ayah, saya begitu mencintai sosok pria ini.
Pria yang membuat saya berani untuk tetap melangkah ke depan.
Pria yang selalu menjaga saya dari saya lahir hingga usia saya
yang akan mencapai usia 18 tahun.
Sampai saat ini ayah begitu protektif mengenai pergaulan saya.
Beliau selalu mewanti-wanti saya untuk :
1. Tidak pacaran
2. Tidak boleh pulang larut
3. Selalu ingat dengan Allah
4. Shalat
5. Mandiri
6. Bertingkah laku yang baik
Dan masih banyak lagi
wejangan-wejangan yang beliau berikan terhadap saya. Dan yang paling saya ingat
adalah saat beliau berkata ‘jangan pernah menyesal dengap apa yang kamu pilih,
pertanggung jawabkan apa yang telah menjadi pilihanmu itu’
Saat itu, saya pernah meminta
kepada ayah saya untuk pindah sekolah, dan ayah bicara seperti itu. dan
akhirnya itu akan saya bawa sampai kapanpun. Bahkan saat saya menghadapi
kebimbangan dalam menentukan jurusan yang saya pilih saat baru masuk kuliah.
Banyak orang yang tidak setuju
dengan pilihan saya dalam mengambil jurusan bahasa Indonesia, namun dengan
kata-kata ayah itu saya akhirnya bertekad untuk tetap pada keputusan saya. Toh
ini hidup saya, semampu saya, saya akan menjalaninya. Dengan izin ayah, ibu dan
juga Allah tentunya.
Dimana ada sosok ibu di situ
pasti ada sosok ayah yang selalu mendukung saya.
Dari kecil, saya lebih dekat
pada ayah, dan kakak saya lebih dekat pada ibu. Namun meskipun begitu bukan
berarti saya tidak dekat dengan ibu.
Ayah bagi saya adalah malaikat
kedua dalam bentuk nyata yang diciptakan Tuhan untuk melindungi saya.
Yah, selama ini ayah menjaga
saya dengan begitu baik.
Beliau tak pernah mengizinkan
saya untuk keluar malam bukan berarti beliau tidak memberikan kebebasan kepada
saya, itu karena rasa sayang beliau yang terlalu berlebihan. Ia tak ingin anak
gadisnya ini sampai terjadi apa-apa.
Beliau tidak mengizinkan saya
untuk pacaran bukan karena beliau tidak memberikan saya sebuah kepercayaan.
Hanya saja beliau takut saya akan menghabiskan waktu bersama pria lain.
Dan beliau selalu mengingatkan
saya untuk selalu ingat Allah dan juga shalat, karena beliau tak mau putrinya
ini tersesat dalam dunianya.
Beliau juga ingin melihat saya
sebagai gadis yang mandiri, bukan gadis yang manja seperti saat ini. Bukan
karena beliau tidak sayang terhadap saya, tapi beliau ingin melihat gadisnya
ini mandiri, hingga nanti saat sudah dewasa ayah tak perlu lagi menuntun
putrinya ini dalam menentukan sebuah pilihan.
Dan sebagai seorang gadis,
ayah selalu menginginkan putrinya bersikap layaknya gadis pada umumnya,
sopan-santun dan juga lembut. Namun sampai saat ini, saya belum bisa menjadi
gadis yang lembut. Saya masih seenaknya dalam bersikap. Namun saya akan mencobanya.
Ayah, terimakasih atas segala
yang kau berikan. Maafkan aku jika selama ini aku selalu membuatmu marah.
Maafkan aku atas segala kesalahan yang aku buat. Yang membuatmu merasa jengah
dengan tingkah lakuku.
Ayah, aku berjanji, aku akan
membuatmu merasa bangga karena ku. Sekali lagi, maafkan aku atas segala
kesalahan yang pernah kubuat.
Aku harap, di hari tua ayah,
ayah selalu mendapatkan kesehatan. Ayah akan selalu bahagia dan semakin dekat
dengan Allah. Dan Ayah akan berdiri di sampingku saat aku mengenakan toga
nanti, bersama dengan Ibu yang ada di sampingku jua.
Tuhan, sekali lagi aku ucapkan
terimakasih atas segala yang Kau berikan dalam hidupku.
Memiliki Ayah yang begitu
bijaksana juga seorang ayah yang mampu membimbingku. Begitu juga dengan sosok
ibu.
Kau berikanku dua malaikat
sekaligus dalam menjaga setiap hariku.
Tuhan. Izinkan aku untuk
membuat mereka bangga terhadapku.
Dengan mimpiku dan juga dengan
toga yang akan kukenakan nanti.
Sekali lagi terimakasih Tuhan.
Dan terimakasih Ayah.
Love you :*